Meskipun Studi sebelumnya mengatakan bahwa 96,5 persen atmosfer Venus didominasi oleh karbon dioksida dengan jumlah nitrogen dan gas lebih sedikit, dan oksigen yang hampir tidak ada. Namun, para ilmuwan NASA bekerja sama dengan Pusat Dirgantara Jerman berhasil mendeteksi oksigen atom dalam lapisan tipis yang diapit di antara dua lapisan atmosfer Venus.
Penelitian tentang kandungan oksigen di Venus dilakukan dengan menggunakan teleskop inframerah yang dibawa oleh pesawat observatorium udara SOFIA.
Mengutip
Asia One pada Kamis (9/11), penemuan oksigen pertama ditemukan di sisi Venus yang menghadap Matahari.
Astrofisikawan dan rekan penulis studi, Helmut Wiesemeyer, dari the Institut Max Planck untuk Astronomi Radio di Jerman mengatakan bahwa oksigen diproduksi pada siang hari oleh radiasi ultraviolet dari matahari yang memecah karbon dioksida dan karbon monoksida di atmosfer menjadi atom oksigen.
“Deteksi atom oksigen di Venus adalah bukti langsung aksi fotokimia yang dipicu oleh radiasi UV matahari dan pengangkutan produknya oleh angin atmosfer Venus,” jelasnya.
Di Venus, terdapat lapisan awan yang mengandung asam sulfat hingga ketinggian sekitar 65 km di atas permukaan planet, dengan angin berkekuatan badai yang bertiup berlawanan arah dengan rotasi planet.
Oksigen ditemukan terkonsentrasi di antara dua lapisan ganas tersebut, pada ketinggian sekitar 60 mil. Suhu oksigen ditemukan berkisar antara minus 120 derajat Celcius di sisi siang hari hingga minus 160 derajat Celcius di sisi malam.
BERITA TERKAIT: