Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly pada Selasa (31/10) memeriksa jalur perbatasan antara Mesir dan Gaza di Rafah untuk melihat proses pengiriman bantuan.
"Kami menolak kebijakan hukuman kolektif yang terus berlanjut terhadap warga Gaza. Sejak awal putaran konflik ini, Mesir telah bekerja dan bergerak tanpa lelah, dimulai dengan Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan semua lembaga negara, termasuk Departemen Urusan Sipil," kata Madbouly, seperti dikutip
Al Arabiya.
Puluhan truk berbaris dalam keadaan berhenti, menunggu pembukaan singkat di perlintasan Rafah untuk membawa bantuan kepada warga sipil yang terus menerima serangan setiap hari.
"Kami pikir prosesnya akan cepat, dan tidak akan memakan waktu beberapa hari untuk mengirim bantuan ke Gaza. Tapi kami sudah di sini selama 15 hari dengan sedikit kemajuan," kata Reem Ali, seorang relawan.
Sejak pertempuran pecah pada 7 Oktober 2023, hanya 250 truk bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza atau rata-rata sekitar 10 truk per hari.
Mesir menyalahkan Israel atas aliran bantuan yang lambat ini.
Ada dua sisi untuk perlintasan Rafah. Semua truk yang melewati sisi Mesir diperiksa oleh otoritas Israel sebelum mereka dapat mengakses Gaza.
BERITA TERKAIT: