Begitu menurut Stefan Huth, pemimpin redaksi harian Jerman Junge Welt, saat berbicara kepada
Russian Today di sela-sela Klub Diskusi Valdai di Sochi, Rusia.
Menurut Huth, proses ini juga ditandai dengan semakin berkembangnya kerja sama internasional negara-negara Selatan, seiring dengan upaya negara-negara Afrika untuk mendefinisikan kembali peran mereka dalam perubahan lanskap.
“Secara khusus, negara-negara Afrika merasa prihatin karena mereka benar-benar menderita akibat penjajahan selama ratusan tahun, dan sekarang mereka memiliki kesempatan untuk menetapkan tujuan mereka dengan cara yang baru, mencari mitra baru, dan menetapkan persyaratan perdagangan baru,” katanya, seperti dikutip dari RT, Jumat (6/10).
“Dan menurut saya Rusia dan China adalah mesin dari proses ini. Apa yang kita saksikan di Afrika, dan khususnya Afrika Sub-Sahara, sungguh menakjubkan. Tatanan dunia baru sedang berkembang di depan mata kita,” tambah Huth.
Ketika ditanya tentang peran Uni Eropa dalam munculnya tatanan global baru, Huth menjawab bahwa mereka “berjalan di dua jalur.”
Di satu sisi, katanya, mereka mencoba mengambil keuntungan dari situasi ini, namun di sisi lain blok tersebut masih berpegang teguh pada sistem keuangan lama yang didominasi Barat.
“Saya kira mereka lebih berpegang pada tatanan dunia lama, dan menentang negara-negara ekonomi baru yang sedang berkembang, yang cukup mencolok karena terdapat beberapa kontradiksi yang menyertainya,” Huth menekankan.
BERITA TERKAIT: