Kejadian yang menimpa Armita Gerawand pertama kali dipublikasikan oleh
IranWire pada Senin (2/10), dengan sumber mengatakan kepada outlet tersebut bahwa dia menderita cedera kepala terbuka dan perlu diresusitasi setelah tiba di Rumah Sakit Angkatan Udara Fajr dalam keadaan koma.
Organisasi Hak Asasi Manusia Hengaw kemudian mengatakan remaja berusia 16 tahun itu mengalami koma sejak Minggu karena serangan fisik yang parah.
"Keluarga Gerawand, yang berasal dari kota Kermanshah, Kurdi, dilarang mengunjunginya di rumah sakit," kata Hengaw.
Seorang jurnalis yang mengunjungi lokasi untuk melaporkan kejadian juga ditahan oleh pihak berwenang.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan wanita muda yang tampak tidak sadarkan diri itu dibawa keluar dari gerbong metro.
Outlet berita negara Irna melaporkan bahwa dia menderita penurunan tekanan darah dan menerbitkan video orang tuanya yang mendukung laporan resmi.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan keluarganya telah ditekan untuk menyangkal bahwa dia dipukuli oleh petugas polisi moral.
Apa yang dialami Gerawand memiliki banyak kesamaan dengan kasus Mahsa Amini, yang kematiannya saat ditahan polisi pada bulan September lalu memicu protes anti-rezim terbesar dalam sejarahnya.
BERITA TERKAIT: