Dalam pertemuan Dewan Menteri Mali, junta meminta agar dana perayaan Hari Kemerdekaan dialokasikan untuk membantu para korban dan keluarganya yang terdampak serangan militan baru-baru ini.
"Rencana perayaan Hari Kemerdekaan Mali pada 22 September batal dilakukan," ungkap junta dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
African News pada Jumat (15/9).
Disebutkan bahwa aktivitas militer yang dilakukan kelompok separatis Tuareg dan kelompok pendukung Islam dan Muslim (GSIM) meningkat menjelang Hari Kemerdekaan Mali.
Awal pekan ini, Tuareg melancarkan serangan terhadap posisi tentara di kota garnisun Bourem, yang menurut tentara telah berhasil dihalau.
Pekan lalu, GSIM menyerang kapal di sungai Niger dan menewaskan puluhan warga sipil.
Mali terjerumus ke dalam kekacauan pada tahun 2012 setelah pemberontakan separatis dan jihadis pecah di wilayah utara. Kondisinya semakin tidak stabil sejak PBB menarik misi perdamaiannya dari Mali.
BERITA TERKAIT: