Setelah pengumuman resmi dikeluarkan Presiden Republik Dominika Luis Abinader, penutupan perbatasan dengan Haiti akan dimulai pada Jumat (15/9) pukul 6 pagi waktu setempat.
Penutupan perbatasan akan mencakup semua jalur darat, laut dan udara. Dominika akan mengerahkan 20 kendaraan lapis baja lagi ke kamp militer di perbatasan.
Warga yang dideportasi dan keluarga yang ingin kembali berjalan melalui gerbang perbatasan yang masih dibuka menuju di Ouanaminthe.
"Ratusan warga Haiti kembali dari Republik Dominika setelah Presiden Dominika mengumumkan penutupan total perbatasan," ungkap
Reuters dalam laporannya.
Menurut penuturan Direktur Kantor Migrasi Nasional di Ouanaminthe, Harold Estimable, sekitar 250 hingga 300 warga Haiti tiba dari Republik Dominika dalam kondisi yang sangat buruk. Bahkan, PBB pernah mengecam Dominika karena mendeportasi paksa perempuan Haiti yang sedang hamil maupun melahirkan ke negaranya.
Republik Dominika telah memperketat keamanan perbatasan di tengah memburuknya perang antar geng di Haiti.
Mereka mengancam akan menutup perbatasan dengan Haiti sejak pekan lalu, jika konstruksi di Sungai Massacre tetap diteruskan.
Menurut Dominika, pembangunan itu telah melanggar perjanjian di tahun 1929. Tetapi Haiti mengatakan bahwa mereka punya hak untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya sendiri.
BERITA TERKAIT: