Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemerintah Iran Tutup Taman Air Mojhaye Khoroushan karena Izinkan Perempuan Masuk tanpa Jilbab

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 05 September 2023, 09:03 WIB
Pemerintah Iran Tutup Taman Air Mojhaye Khoroushan karena Izinkan Perempuan Masuk tanpa Jilbab
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pihak berwenang Iran telah menutup salah satu taman rekreasi air terbesar di dunia setelah pengelola mengizinkan perempuan masuk ke taman tersebut tanpa wajib mengenakan jilbab.

The National
melaporkan Selasa (5/9), penutupan Taman Rekreasi Air Mojhaye Khoroushan terjadi pada Minggu malam (3/9) waktu setempat, dan telah dikonfirmasi manajer Mohammad Babaei.

Dikatakan bahwa penutupan dilakukan karena pelanggan mengabaikan aturan kesucian dan jilbab.

"Penutupan taman tersebut, salah satu yang terbesar di dunia, telah menyebabkan 1.000 karyawan menghadapi masa depan yang tidak pasti," kata Babaei kepada kantor berita Fars.

Iran telah menutup sejumlah bisnis dalam beberapa bulan terakhir karena Teheran semakin mengekang kebebasan perempuan, yang sudah sangat dibatasi di bawah pemerintahan rezim tersebut selama puluhan tahun.

Toko buku, kafe, dan toko pakaian terpaksa tutup setelah ada perintah dari pihak berwenang, yang mengancam akan mengambil tindakan terhadap bisnis yang melayani perempuan tanpa jilbab sejak Revolusi Islam pada tahun 1979.

Perempuan yang memilih untuk tidak mengenakan jilbab juga dilarang masuk universitas dan dipecat dari pekerjaan mereka.

Penutupan terbaru ini terjadi hanya seminggu sebelum peringatan pertama protes anti-rezim terbesar dalam beberapa tahun terakhir, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral.

Wanita muda Kurdi itu ditahan karena diduga mengenakan jilbab terlalu longgar. Kerabatnya mengatakan dia dipukuli sampai mati oleh petugas polisi moral.

Demonstrasi meletus di seluruh Iran setelah pemakamannya, menyebar ke setiap provinsi dan memicu tindakan keras berdarah di Teheran, yang menewaskan lebih dari 500 orang.

Meskipun banyak perempuan memilih untuk menentang aturan berpakaian yang ketat sebelum protes tahun lalu, tanggapan Teheran terhadap gerakan tersebut telah mendorong lebih banyak lagi perempuan untuk mengabaikan aturan dan menunjukkan kemarahan mereka.

Pengguna media sosial terus mengunggah gambar dan video perempuan tanpa hijab yang berjalan di jalanan, dan banyak di antaranya yang dihadang oleh polisi moral dan pendukung rezim konservatif.

Metro Teheran juga melarang perempuan tanpa jilbab naik kereta api. Pemerintah juga memasang kamera keamanan di jalan-jalan untuk mengidentifikasi perempuan tanpa jilbab di mobil mereka. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA