Yang, seorang aktivis demokrasi, ditahan pada 2019 saat mengunjungi keluarganya di China dan didakwa melakukan spionase, tuduhan yang telah dibantahnya.
Pengadilan Beijing mengadakan persidangannya secara rahasia pada tahun 2021 tetapi putusannya berulang kali ditunda.
Dalam pesannya kepada para pendukungnya Kamis pekan lalu, Yang, 58 tahun, mengatakan dia mengalami ketidaknyamanan dan rasa sakit di ginjalnya selama beberapa bulan.
Setelah pemeriksaan medis baru-baru ini, dokter memberi tahunya bahwa dia menderita kista berukuran 10 sentimeter yang menekan ginjalnya.
“Jika terjadi sesuatu dengan kesehatan saya dan saya meninggal di sini, orang-orang di luar tidak akan mengetahui kebenarannya,” kata Yang dalam pesannya, seperti dikutip dari
9News, Senin (28/8).
“Jika sesuatu terjadi padaku, siapa yang dapat berbicara mewakiliku?” ujarnya.
Feng Chongyi, teman Yang sekaligus mantan pembimbing doktoral PhD di Universitas Teknologi, Sydney, menyerukan pemerintah Australia untuk bekerja sama dengan komunitas internasional dalam menekan pemerintah Tiongkok agar membebaskan Yang dengan pembebasan bersyarat medis.
“Yang Hengjun telah menjadi sasaran penahanan sewenang-wenang di Tiongkok oleh polisi rahasia Tiongkok selama lebih dari empat tahun dan nyawanya dalam bahaya,” katanya.
"'Kejahatan' sebenarnya adalah pembelaannya terhadap nilai-nilai universal seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum," lanjut Feng.
Pada Senin, Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan menyampaikan kekhawatirannya mengenai kesehatan Yang ketika dia bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 New Delhi bulan depan.
“Kami selalu mengangkat isu-isu warga Australia ketika saya atau menteri saya bertemu dengan rekan-rekan internasional kami, termasuk China,” kata Albanese.
Ketika ditanya tentang kasus Yang pada konferensi pers rutin pada Senin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa China adalah negara dengan supremasi hukum.
“Peradilan Tiongkok telah mengadili kasus ini secara ketat sesuai dengan hukum, telah cukup menjamin hak-hak sah semua pihak terkait, dan cukup menghormati serta menjamin hak-hak konsuler Australia, seperti kunjungan,” kata Wang.
Lahir di China, Yang sebelumnya bekerja sebagai pejabat di Kementerian Luar Negeri China.
Meskipun ia memegang kewarganegaraan Australia, Yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Amerika Serikat.
Sebelum ditahan, ia secara rutin mengunggah komentar-komentar satir yang mengkritik pemerintah China kepada hampir 130.000 pengikutnya di media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Yang adalah satu dari dua warga Australia yang saat ini ditahan di China.
Cheng Lei , seorang pembawa acara TV Australia yang bekerja untuk lembaga penyiaran negara Tiongkok, CGTN, dituduh secara ilegal menyebarkan rahasia negara ke luar negeri dan telah ditahan selama tiga tahun.
BERITA TERKAIT: