Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Departemen Urusan Tiongkok dari Kementerian Luar Negeri RRDK, Maeng Yong Rim, yang dimuat
KCNA pada Kamis (3/8).
Dalam pernyataannya, Maeng menyoroti paket bantuan senjata senilai 345 juta dolar AS dari Washington ke Taiwan pada pekan lalu.
"Ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip Satu China, yang dilakukan AS sendiri di depan pemerintah dan rakyat China. Ini juga merupakan campur tangan dalam urusan dalam negeri China dan pelanggaran berat terhadap kedaulatan dan keamanan China," ujar Maeng.
Sementara di depan umum menyebut siap mematuhi prinsip Satu China, AS nyatanya menghasut kemerdekaan Taiwan. Sehingga Maeng menilai dualitas Washington tersebut tidak tahu malu dan merupakan "provokasi politik dan militer berbahaya".
"Ini adalah niat jahat AS untuk mengubah Taiwan menjadi pangkalan maju yang tidak dapat tenggelam melawan China dan parit lini pertama untuk menjalankan strateginya untuk menghalangi China," lanjut Maeng.
Maeng mengatakan, jika AS terus melakukan tindakan provokasi berbahaya, maka Washington akan membayar mahal.
"Wilayah Asia-Pasifik termasuk Semenanjung Korea dan Selat Taiwan bukanlah teater aktivitas militer AS atau tempat uji coba perang," tegasnya.
China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan menolak klaim kedaulatan China dan menegaskan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
BERITA TERKAIT: