Kontrol ekspor drone ini berlaku mulai Selasa (1/8) dengan alasan mencegah penggunaannya untuk tujuan non-damai.
"Risiko beberapa drone sipil berspesifikasi tinggi dan berpeforma tinggi diubah menjadi penggunaan militer terus meningkat," kata Kementerian Perdagangan China, seperti dimuat
Associated Press.
Pembatasan akan berlaku untuk drone yang dapat terbang di luar jarak pandang alami operator atau bertahan lebih dari 30 menit, memiliki keterikatan yang dapat melempar benda dan beratnya lebih dari 7 kilogram. Namun beberapa drone masih diizinkan untuk diekspor.
“Sejak krisis di Ukraina, beberapa perusahaan drone sipil Tiongkok secara sukarela menangguhkan operasi mereka di daerah konflik,” tambah Kementerian Perdagangan.
China adalah pengembang dan pengekspor drone terkemuka. DJI Technology Co., salah satu pesaing utama industri global, mengumumkan pada April 2022 bahwa mereka menarik diri dari Rusia dan Ukraina untuk mencegah drone-nya digunakan dalam pertempuran.
China, yang bersahabat dengan Moskow, mengatakan netral dalam perang yang sudah berlangsung selama 17 bulan terakhir ini. Kendati begitu, banyak laporan menyebut Beijing secara diam-diam menyuplai senjata ke Moskow.
BERITA TERKAIT: