Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kremlin Kecewa, Peserta KTT Rusia-Afrika Hanya Sedikit yang Datang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 27 Juli 2023, 23:41 WIB
Kremlin Kecewa, Peserta KTT Rusia-Afrika Hanya Sedikit yang Datang
Presiden Vladimir Putin bertemu dengan Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, kiri, sehari sebelum KTT di St Petersburg/Net
rmol news logo Kremlin kecewa bahwa jumlah peseta yang hadir KTT Rusia-Afrika merosot tajam, yaitu hanya 17 kepala negara. Angka itu jauh lebih sedikit daripada KTT sebelumnya di tahun 2019.

Beberapa media Barat mengatakan bahwa jumlah pemilih yang buruk itu tampaknya menambah tekanan pada Putin karena Moskow terlihat semakin terisolasi setelah invasi ke Ukraina.

Ditanya tentang rendahnya jumlah peserta, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengatakan Barat telah mencoba menyabotase KTT tersebut.

"Ini benar-benar campur tangan terang-terangan oleh Amerika Serikat, Prancis, dan negara-negara lain melalui misi diplomatik mereka di negara-negara Afrika. Mereka berupaya menekan pemimpin negara-negara ini untuk mencegah berpartisipasi dalam KTT ini," kata Peskov, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (27/7).

Agresi Rusia di Ukraina serta keputusan Moskow menarik diri dari kesepakatan biji-bijian disebut-sebut sebagai alasan di balik ketidakhadiran sebagian besar pemimpin Afrika.  

Di antara mereka yang absen adalah Presiden Kenya William Ruto, yang pemerintahnya mengkritik keputusan Rusia baru-baru ini untuk menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.

Pemimpin oposisi Kenya, Raila Odinga, mengatakan saat ini bukan waktu yang tepat untuk KTT di Rusia, karena Rusia terlibat perang.

“Afrika perlu mengambil sikap yang sangat tegas dalam masalah ini," katanya, menambahkan bahwa Kenya tidak bisa bersikap netral di tempat agresi.

Sebelum KTT berlangsung, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pertemuan dengan beberapa peserta yang telah hadir, di antaranya  Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, serta dan Presiden Bank Pembangunan Baru BRICS Dilma Rousseff. Semua pertemuan ini berlangsung menjelang KTT Rusia-Afrika.

Ktt Rusia-Afrika diselenggarakan pada 27-28 Juli 2023. Isu tentang dunia yang multipolar menjadi salah satu bahasan.

Namun, Pauline Bax, wakil direktur program Afrika di thinktank International Crisis Group, mengatakan, kebanyakan peserta akan memanfaatkan pertemuan itu untuk membicarakan pasokan biji-bijian dan kemungkinan besar akan mendesak Rusia untuk kembali kepada kesepakatan.

“Pasokan biji-bijian dan bahan bakar akan menjadi poin pembicaraan utama di KTT, Moskow tidak memiliki banyak hal lain untuk ditawarkan. Sepertinya Putin akan memberikan beberapa janji tentang persediaan biji-bijian setelah dia menarik diri dari kesepakatan itu,” katanya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA