Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lusinan Migran Ditelantarkan di Gurun Tanpa Makanan dan Minuman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Selasa, 18 Juli 2023, 02:42 WIB
Lusinan Migran Ditelantarkan di Gurun Tanpa Makanan dan Minuman
Para migran yang ditinggalkan di gurun pasir di Perbatasan Tunisia-Libya/AFP
rmol news logo Lusinan migran ditelantarkan di padang pasir oleh otoritas Tunisia tanpa pasokan minuman dan makanan, dengan jumlah mereka yang semakin terus meningkat.

Ini terjadi setelah kerusuhan rasial yang terjadi di kota Sfax pada awal Juli lalu yang menyebabkan ribuan migran dari negara-negara sub-Sahara Afrika dipaksa pindah ke daerah gurun yang berbatasan dengan Libya dan Aljazair sebagai hasil dari ketegangan tersebut.

Petugas dari unit patroli perbatasan melaporkan bahwa setiap harinya jumlah migran terus bertambah, dengan 50 hingga 70 orang dipindahkan ke wilayah tidak berpenghuni itu.

“Kami memberi mereka perhatian medis, pertolongan pertama, mengingat perjalanan yang telah mereka lakukan melalui padang pasir," kata otoritas perbatasan, Mohamad Abou Snenah.

Dikutip dari Telegraph, Senin (17/7), para migran yang tampak kelelahan dan dehidrasi, terlihat berbaring di atas pasir dan mencoba melindungi diri dari panas terik musim panas yang mencapai 40°C dengan menggunakan semak-semak sebagai pelindung.

Seorang migran bernama Abou Kouni, asal Pantai Gading yang sudah berada di Tunisia selama tujuh tahun, menceritakan pengalamannya saat ditangkap oleh polisi Tunisia. Dia dan istrinya dibawa dengan paksa ke dalam truk dan dia mengaku mendapat perlakuan kasar dari petugas keamanan.

"Saya dianiaya dengan pukulan di tubuh dan punggung, polisi juga mengancam akan membuang kami ke Libya dan membunuh kami," ujarnya, seraya mengatakan bahwa mereka disebut tidak diinginkan di Tunisia.

Kerusuhan rasial yang dipicu oleh pembunuhan seorang pria Tunisia telah menyebabkan perselisihan antara penduduk lokal dan migran yang memaksa ratusan migran melarikan diri atau dipaksa meninggalkan Tunisia.

Dibuangnya mereka ke gurun yang keras di tengah cuaca panas telah menjadi ancaman serius bagi keselamatan para migran. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA