Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sebuah wawancara dengan American Public Media Marketplace, sebelum kepulangannya dari Beijing.
Menurutnya, kedua negara masih berselisih paham dalam beberapa isu. Namun ia menyatakan keyakinannya bahwa AS dan China memiliki kemauan untuk memperbaiki hubungan, dan kunjungannya itu disebut telah memajukan upaya mereka dalam mengokohkan hubungan dengan lebih baik.
“Ada tantangan, tapi saya percaya ada keinginan di kedua belah pihak untuk menstabilkan hubungan dan secara konstruktif mengatasi masalah dalam hubungan kita, untuk melakukannya dengan terus terang, keterbukaan, rasa hormat untuk membangun hubungan yang produktif dan maju,” katanya.
Yellen lebih lanjut menjelaskan bahwa perjalanannya berlangsung secara baik dan memberinya kesempatan untuk menjelaskan bahwa kontrol ekspor AS dan tindakan lainnya didorong oleh kekhawatiran keamanan nasional dan kebutuhan untuk mendiversifikasi rantai pasokan, bukan untuk meraih keuntungan ekonomi yang tidak adil.
“Saya menghabiskan waktu berjam-jam dengan rekan saya untuk membahas secara rinci masalah kami dan menanganinya serta menjelaskan bahwa mereka memiliki saluran komunikasi yang terbuka,” tambah Yellen, seperti dikutip
Al Arabiya, Selasa (11/7).
Kedua belah pihak, katanya, setuju untuk mempertahankan saluran komunikasi terbuka dan memperdalam diskusi mereka tentang keprihatinan yang dimiliki satu sama lain.
Kunjungan pertama Yellen ke Beijing selama empat hari sejak pekan lalu ini datang di tengah memburuknya hubungan antara AS dan China selama setahun terakhir. Untuk itu kunjungan tersebut dilakukan untuk mencegah hubungan yang semakin menegang, terutama terkait ekonomi kedua negara besar itu.
BERITA TERKAIT: