Dalam pernyataannya, penasihat diplomatik Presiden UEA, Anwar Gargash, mengutuk penyerangan terhadap umat Islam dengan kedok kebebasan berpendapat, mengatakan tindakan seperti itu hanya mengabadikan kebencian dan persaingan.
"Serangan terang-terangan dan berulang-ulang terhadap keyakinan Islam dengan dalih kebebasan berpendapat, akan melanggengkan kebencian dan persaingan. Pelanggaran terhadap yang sakral dapat memperdalam nilai dan konfrontasi ideologis," tulis Gargash di Twitter pada Kamis, seperti dikutip dari
The National, Jumat (30/6).
"Barat harus menyadari bahwa penilaian dan pembenarannya tidak dapat dipaksakan pada dunia," lanjutnya.
Kementerian Luar Negeri UEA kemudian memanggil Liselott Andersson, duta besar Swedia untuk Emirates untuk menyampaikan protes dan kecamannya. Pemerintah Swedia dianggap gagal untuk menghormati nilai-nilai sosial.
Sebelumnya, polisi di Stockholm telah memberikan izin kepada Salwan Momika, seorang atheis asal Irak yang juga adalah anggota partai sayap kanan Swedia, untuk melakukan aksi protes di luar masjid Stockholm pada Rabu (28/6), tepat saat Umat Islam merayakan hari pertama Iduladha.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson kemudian mengatakan aksi yang dilakukan Momika adalah sah, meskipun memang tidak pantas.
BERITA TERKAIT: