Pasalnya, Blinken sempat mendesak agar China meminta Korea Utara menghentikan peluncuran rudal balistik yang meningkat akhir-akhir ini.
China dinilai memiliki posisi unik yang mampu mendorong dialog damai dengan Pyongyang.
Pengamat Hubungan Internasional Korea Utara, Jong Yong Hak, menyebut kunjungan Blinken sebagai "perjalanan untuk memohon-mohon" karena kegagalan AS menekan kebijakan China.
"Singkatnya, kunjungan baru-baru ini tidak dapat dinilai selain dari perjalanan untuk mengemis, yang memalukan dari provokator yang gagal menekan China," ungkapnya, seperti dimuat kantor berita resmi
KCNA pada Selasa (20/6).
Bukan karena Korea Utara, Jong menilai ketegangan regional yang meningkat baru-baru ini justru lebih banyak disebabkan oleh aktivitas militer AS bersama dengan kelompok QUAD dan AUKUS.
"Ini adalah kelancangan khas AS untuk memprovokasi terlebih dahulu dan kemudian berbicara tentang apa yang disebut kontrol yang bertanggung jawab atas perbedaan pendapat," jelasnya.
Awal pekan ini, Blinken dan Presiden China Xi Jinping bertemu dan setuju untuk menstabilkan persaingan sengit mereka sehingga tidak mengarah ke konflik.
Pertemuan itu merupakan pencapaian diplomatik yang paling signifikan antara AS dan China sejak Presiden Joe Biden menjabat.
BERITA TERKAIT: