Penangkapan pembawa acara program radio harian Zied Heni ini telah dikonfirmasi oleh pengacaranya.
Penangkapan ini semakin memicu kekhawatiran akan kebebasan berbicara di Tunisia sejak Saied mengambil kekuasaan tambahan pada 2021.
"Pemeriksaan Heni dilakukan tanpa kehadiran pengacara. Apa yang terjadi adalah lelucon yang memperkuat pendekatan otoriter," kata pengacara Heni, Dalila ben Mbarek.
Sejauh ini, Heni sendiri belum memberikan komentar mengenai tuduhan yang dijatuhkan kepadanya setelah ia dikabarkan telah mengkritik Presiden Tunisia.
Namun, seperti dimuat
Reuters, Rabu (21/6), tuduhan penghinaan terhadap presiden diperkirakan dapat membawanya ke penjara dengan hukuman maksimal lima tahun.
Sejak Saied berkuasa, hakim telah menahan atau membuka penyelidikan terhadap lebih dari 20 tokoh politik, anggota peradilan, profesional media, dan pengusaha yang dianggap memiliki ikatan dengan oposisi. Beberapa dari mereka dituding berkonspirasi melawan keamanan negara.
Partai oposisi utama telah mengutuk penangkapan tersebut dengan mengatakan tindakan itu bermotif politik, sementara kelompok-kelompok hak asasi manusia mendesak pihak berwenang negara itu untuk membebaskan mereka yang ditahan.
Kebebasan berbicara merupakan salah satu reformasi utama yang berhasil dicapai oleh rakyat Tunisia setelah revolusi pada tahun 2011 yang menggulingkan presiden diktator Zine El Abidine Ben Ali.
Namun, sejak 2021, kekhawatiran akan kebebasan ini kembali terancam dengan banyak warga Tunisia menuduh Saied sebagai seorang diktator, tuduhan yang telah ditolak oleh pemimpin Tunisia itu.
BERITA TERKAIT: