Dalam pernyataannya, kelompok HAM yang berbasis di London itu meminta pembatalan tuntutan pidana terhadap delapan tahanan politik dan pengkritik presiden di negara itu, Kais Saied.
"Chaima Issa, Jaouhar Ben Mbarek, Khayam Turki, Ghazi Chaouachi, Issam Chebbi, Reda Belhadj, Abdelhamid Jelass, dan Lazhar Akremi telah ditahan secara sewenang-wenang atas tuduhan konspirasi yang tidak berdasar," tulis kelompok itu dalam pernyataannya.
Sejauh ini otoritas Tunisia belum menanggapi komentar atas permintaan dari Amnesti Internasional itu.
Namun, seperti dimuat
Anadolu Agency pada Rabu (14/6), pihak berwenang Tunisia dikabarkan telah melancarkan kampanye penangkapan secara luas terhadap para pengkritik Saied, dengan menuduh mereka sebagai bagian dari konspirasi melawan keamanan negara.
Negara itu terus berada dalam pergolakan krisis politiknya yang semakin mendalam, sehingga memicu memperburuknya kondisi ekonomi sejak 2021 lalu ketika Saied menggulingkan pemerintah dan membubarkan parlemen.
BERITA TERKAIT: