Hal tersebut disampaikan Stoltenberg pada Minggu (28/5), dua hari setelah bentrokan yang menimbulkan banyak kerusakan dan melukai beberapa warga.
"Kosovo harus mengurangi eskalasi dan tidak mengambil langkah sepihak yang membuat situasi semakin tidak stabil," kata Stoltenberg.
Ia lebih lanjut mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell tentang konflik di Kosovo.
Menurutnya, Pristina dan Beograd harus terlibat dalam dialog yang dipimpin Uni Eropa.
Seperti dimuat
VOA News, Senin (29/5), ketegangan antar kedua negara yang sejak lama bermusuhan dipicu oleh boikot pemilihan lokal, di mana sekitar 50.000 warga Serbia yang tinggal di empat kotamadya Kosovo utara, termasuk Zvecan, menolak pemungutan suara pada 23 April, yang dimenangkan etnis Albania, dengan jumlah pemilih hanya 3,5 persen.
Orang Serbia mengatakan mereka tidak akan bekerja dengan walikota baru yang dianggap tidak mewakili mereka, dengan melakukan aksi unjuk rasa yang berujung bentrok.
Para pengunjuk rasa melemparkan batu, dan dibalas oleh aparat keamanan Kosovo dengan tembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan para demonstran, hingga menyebabkan lima petugas terluka, dan 10 warga sipil mengalami luka-luka.
BERITA TERKAIT: