“Kami menyerukan kepada Presiden (Aleksandar) Vucic dan lembaga-lembaga Serbia untuk segera menarik seluruh pasukan dari perbatasan dengan Kosovo,” kata pemerintah Kosovo dalam sebuah pernyataan yang dikutip
Reuters, Minggu (1/10).
Ketegangan antara kedua negara telah meningkat sejak Minggu lalu (24/9), ketika polisi Kosovo bertempur melawan sekitar 30 orang Serbia bersenjata lengkap yang menyerbu desa Banjska di Kosovo dan membarikade diri mereka di sebuah biara Ortodoks Serbia. Tiga penyerang dan satu petugas polisi tewas.
Baku tembak tersebut memicu kekhawatiran internasional baru mengenai stabilitas di Kosovo, yang mayoritas berpenduduk etnis Albania dan mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada tahun 2008 setelah pemberontakan gerilya dan intervensi NATO pada tahun 1999.
“Pengerahan pasukan Serbia di sepanjang perbatasan dengan Kosovo adalah langkah Serbia selanjutnya untuk mengancam integritas wilayah negara kami," tambah pernyataan pemerintah Kosovo.
Sementara itu, Vucic mengatakan dia tidak bermaksud memerintahkan pasukannya melintasi perbatasan ke Kosovo karena eskalasi konflik akan merugikan aspirasi Beograd untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Pada Jumat (29/9), Amerika Serikat mengatakan pihaknya memantau penempatan militer Serbia di sepanjang perbatasan Kosovo.
NATO, yang masih memiliki 4.500 tentara di Kosovo, mengatakan pihaknya telah memberi wewenang pasukan tambahan untuk mengatasi situasi saat ini.
BERITA TERKAIT: