Partai kanan-tengah GERB dan partai pro-Barat yang dipimpin oleh "We continue to change", sepakat bersatu dan membuat masing-masing pemimpin dari mereka berkuasa sebagai perdana menteri, secara bergantian dalam jangka waktu tertentu.
Mantan Menteri Pendidikan Nikolai Denkov dari "We continue to change", dilaporkan akan menjadi perdana menteri Bulgaria terlebih dahulu selama sembilan bulan.
Denkov menyatakan pembagian kekuasaan itu perlu dilakukan, karena kebuntuan politik telah membuat kabinet pemerintah sulit terbentuk.
"Situasinya sangat sulit, setelah lima pemilihan berturut-turut, kami mengalami kesulitan membentuk kabinet reguler," ujarnya, seperti dikutip dari
The Star pada Selasa (23/5).
Berdasarkan perjanjian koalisi, mantan Komisaris Eropa, Mariya Gabriel, yang merupakan anggota GERB baru, akan mengambil alih sebagai perdana menteri setelah sembilan bulan Denkov berkuasa.
Pada Senin (22/5) Gabriel telah mengembalikan mandat yang dia terima untuk membentuk pemerintahan pada 15 Mei kepada Presiden Rumen Radev yang kemudian akan memberikan mandat tersebut kepada Denkov.
Kebuntuan politik Bulgaria memaksa Uni Eropa menunda tanggal pengadopsian euro dan belum menyetujui RUU anggaran untuk tahun 2023.
Hal itu juga yang menghambat kemampuan Bulgaria untuk memanfaatkan dana pemulihan pasca-pandemi UE.
BERITA TERKAIT: