Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hapus Tudingan dan Cercaan, Erdogan Siapkan Kampanye Paling Apik untuk Kemenangan di Putaran Kedua

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 17 Mei 2023, 06:24 WIB
Hapus Tudingan dan Cercaan, Erdogan Siapkan Kampanye Paling Apik untuk Kemenangan di Putaran Kedua
Spanduk kampanye Recep Tayyip Erdogan di putaran pertama pemilu Turkiye 2023/Net
rmol news logo Putaran kedua pemilu akan berlangsung pada 28 Mei 2023. Di tangan pemilih, yang akan kembali ke bilik suara dalam dua minggu ke depan, masa depan Turki ditentukan.

Apakah negara dengan jumlah populasi 85,2 juta orang -menurut data per 31 Desember 2022- akan tetap berada dalam kekuasaan petahana Recep Tayyip Erdogan, atau berpindah ke dalam kekuasaan saingan utamanya, Kemal Kilicdaroglu?

Dalam cuitannya pada Selasa (16/5), Erdogan mengatakan ia berharap dapat memenangkan pemilihan putaran kedua.

“Kami berjuang keras (di putaran pertama), tanpa provokasi apa pun dan mengabaikan tekanan apa pun. Kami tidak menyerah pada keputusasaan atau menyerah pada kesulitan," katanya, seperti dikutip dari TASS.

"Kami sudah mulai mempersiapkan (pemungutan suara putaran kedua), 28 Mei dengan sebaik-baiknya. Sekarang waktunya untuk memahkotai kesuksesan yang kami raih pada 14 Mei dengan mengamankan kemenangan yang lebih besar lagi," lanjut Erdogan.

Secara kebetulan, putaran kedua akan berlangsung sehari setelah peringatan 63 tahun kudeta 27 Mei.

Kudeta 27 Mei 1960 di Turki adalah kudeta militer pertama yang terjadi sejak deklarasi Republik Turki pada tahun 1923. Itu dilakukan oleh sekelompok perwira militer yang menggulingkan Perdana Menteri Adnan Menderes.

Saat itu, pemerintah Turki fokus untuk memperbaiki situasi ekonomi negara yang memburuk dan menyelesaikan masalah sosial dan politik yang akut. Salah satu klaim komplotan kudeta terhadap Menderes adalah bahwa dia ingin membangun hubungan yang lebih dekat dengan Uni Soviet.

Dalam setiap kampanyenya, Erdogan telah berulang kali membahas sejarah Turki ini,  menyoroti karakter tidak demokratis dari peristiwa seputar kudeta, yang mengakibatkan Menderes diadili, dijatuhi hukuman mati, dan digantung.

Dalam pemilihan putaran pertama pada Minggu (14/5), Erdogan unggul dengan 49,51 persen suara, sementara pemimpin oposisi utama, Kemal Kilicdaroglu, mengumpulkan 44,88 persen. Sinan Ogan, yang mencalonkan diri di bawah bendera Aliansi ATA, mendapat 5,17 persen.

Calon presiden harus menerima lebih dari 50 persen dari semua suara untuk menang langsung di putaran pertama.

Erdogan, yang telah berkuasa selama 20 tahun, saat ini tengah didera kritikan tajam atas penanganannya terhadap gempa dan melonjaknya biaya hidup.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Erdogan yang nasionalis memimpin kampanye yang sangat memecah belah. Dalam upaya merayu pemilih yang terpukul keras oleh inflasi, dia menaikkan gaji dan pensiun serta mensubsidi tagihan listrik dan gas, sambil memamerkan industri pertahanan dan proyek infrastruktur Turki yang tumbuh di dalam negeri.

Saingan Erdogan, Kilicdaroglu, dalam kampanyenya berjanji akan mengembalikan kebijakan ekonomi yang lebih tradisional, menurunkan inflasi, dan mengecam kebijakan suku bunga rendah seperti yang selama ini diusung Erdogan.

Kini bagai angin segar bagi pendukung Erdogan yang mulai jenuh. Dengan dukungan dari Aliansi Nasional dan juga janji-janji selama kampanye, menjadikan dia sebagai lawan berat yang harus diperhatikan oleh Erdogan

Meski pada putaran pertama jumlah suara yang berhasil dikumpulkan Kilicdaroglu masih di bawah Erdogan, namun ia memiliki peluang cukup tinggi untuk bisa mengalahkan sang petahana. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA