Rencana itu disampaikan langsung oleh Raja Maroko, Mohammed VI dalam sebuah pernyataan yang diterima redaksi pada Kamis (4/5).
"Raja memutuskan untuk menjadikan tahun baru Amazigh atau yang biasa dikenal dengan perayaan Yennayer sebagai hari libur nasional seperti tahun baru pada kalender Hijriah dan Masehi," bunyi pernyataan tersebut.
Untuk menindaklanjuti rencana tersebut, Raja telah memberikan mandat kepada Kepala Pemerintahan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam penetapan hari libur.
Dengan kebijakan tersebut, Maroko berusaha melindungi identitas otentik dan warisan budaya dari masyarakat Amazigh yang ada di negara tersebut.
Selain penetapan kalender, bahasa Amazigh juga akan diresmikan secara konstitusional sebagai bahasa nasional Maroko disamping bahasa Arab.
Tahun Baru Amazigh dirayakan besar-besaran tidak hanya di Maroko, melainkan juga negara-negara Afrika lainnya seperti Tunisia, Aljazair, Libya dan sebagian Mesir.
Jika dalam kalender Masehi saat ini tahun 2023, maka dalam penanggalan Amazigh sudah tahun 2973 dengan awal tahun barunya jatuh pada Rabu (3/5).
BERITA TERKAIT: