Kabar itu disampaikan langsung oleh Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik AS, Daniel Kritenbrink dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
Al Arabiya pada Rabu (3/5).
Kritenbrink mengungkap, selain dengan Tonga, Washington juga sudah menjalin hubungan dengan negara Asia Pasifik lain, yakni Vunuatu dan Kiribati, untuk pembukaan kedutaan baru.
Kehadiran AS di Pasifik disinyalir merupakan upayanya untuk meminimalisir pengaruh China yang mulai tersebar, salah satunya di Kepulauan Solomon.
Setelah Solomon diberitakan memiliki pakta keamanan dengan China, AS tidak tinggal diam dan kembali membuka kedutaannya di negara itu setelah absen selama 30 tahun.
Itu dilakukan karena AS dan sekutunya yakni Australia serta Selandia Baru khawatir China akan menggunakan perjanjian militer dengan Solomon untuk menempatkan pangkalan militernya di sana.
Presiden Joe Biden juga telah mengalokasikan dana 7,1 miliar dolar AS atau Rp 104 trililun untuk dua dekade berikutnya guna membantu ekonomi negara pasifik dan melindungi mereka dari pengaruh China yang berkembang.
BERITA TERKAIT: