Hal tersebut telah disetujui oleh pejabat kedua negara dengan Menteri Keamanan Publik Kanada Marco Mendicino dan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas menandatangani kesepakatan tersebut pada Jumat (28/4).
"Kanada dan Amerika Serikat telah sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral guna mengurangi kekerasan senjata," kata Mendicino.
Menurutnya, perjanjian yang ditandatangani di Ottawa itu ditujukan untuk mengatasi kejahatan lintas batas yang meningkat, khususnya dalam perdagangan senjata api ilegal.
"Kesepakatan itu membuat lebih banyak kemajuan dalam pelacakan senjata ilegal, sehingga kami dapat meminta pertanggungjawaban para penjahat dan jaringan kriminal terorganisir itu," tambahnya.
Berdasarkan laporan yang dimuat
VOA News, Sabtu (29/4), Badan Layanan Perbatasan Kanada (CBSA) akan bekerja sama dengan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) AS, untuk melacak penyelundupan itu dan mencari tahu siapa yang membelinya, serta motif dari para pembeli.
Menurut angka yang dikeluarkan CBSA, pada 2022 lalu, sebanyak 1.101 senjata api telah disita di perbatasan oleh pihak berwenang Kanada, yang diketahui banyak diselundupkan dari AS.
Sementara, pihak AS sendiri akan meminta dealer senjata api di negaranya untuk mencatat nomor seri mereka serta data pembelinya, agar jika terjadi kejahatan, pelacakan dapat segera dilakukan oleh pihak berwenang.
Sejauh ini, AS sendiri masih terus bergulat dengan masalah kepemilikan senjata api ilegal, yang telah banyak disalahgunakan untuk melakukan kejahatan.
BERITA TERKAIT: