Menurut laporan Komite Penyelamatan Internasional (IRC) pada Sabtu (22/4), terdapat 320 personel junta yang kabur ke wilayah Chad sejak perang meletus akhir pekan lalu.
Menteri Pertahanan Chad, Daoud Yaya Brahim mengatakan para tentara Sudan yang tiba di negaranya telah ditahan dan dilucuti persenjataanya.
"Mereka datang ke wilayah kami, dilucuti dan ditahan," kata Brahim, seperti dimuat
News 24.
Melihat banyak tentara pemerintah yang kabur dari arena perang, Brahim mengatakan bahwa Chad harus lebih waspada dengan segala kemungkinan.
Terlebih, nasib warga sipil Sudan semakin terancam jika personel militer yang harusnya melindungi mereka, justru banyak yang kabur dan memilih mencari perlindungan sendiri.
Direktur Negara IRC Chad, Aleksandra Roulet-Cimpric, mengatakan pengungsi sipil sudan yang lari ke negaranya mencapai 15 ribu orang.
"Hingga 15 ribu orang diperkirakan telah tiba di perbatasan dari Sudan ke Chad sejak akhir pekan lalu," kata Roulet-Cimpric.
Menurut paparannya, banyak dari para pengungsi Sudan yang tiba di Chad dengan trauma akibat perang mendadak tersebut.
"Kami melihat para pengungsi yang tiba di perbatasan mengalami trauma dan datang dengan bekal yang sedikit," ungkapnya.
Kedatangan para pengungsi menimbulkan krisis kemanusiaan yang lebih besar bagi Chad yang sudah mengalami krisis multidimensi berkepanjangan akibat lonjakan migran.
Berdasarkan data PBB, saat ini Chad menampung 449.700 pengungsi dan pencari suaka dari perang dan ketidakamanan di Nigeria, Republik Afrika Tengah, dan Sudan.
Perang juga akan melumpuhkan upaya Sudan untuk menampung para pengungsi yang juga melarikan diri dari daerah konflik lain di wilayah tersebut. Sekitar 70 persen pengungsi di Sudan berasal dari Sudan Selatan dan sekitar 60.000 berasal dari wilayah Tigray, Ethiopia.
BERITA TERKAIT: