Panglima Militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan pada Sabtu (21/4) mengatakan pihaknya akan memfasilitasi evakuasi warga Amerika, Inggris, China, dan Prancis. Bantuan diberikan setelah para pemimpin negara tersebut melakukan komunikasi dengannya.
"(Burhan) setuju untuk memberikan bantuan yang diperlukan dalam mengamankan evakuasi semacam itu untuk berbagai negara," kata militer Sudan, seperti dikutip
Associated Press.
Kendati begitu, proses evakuasi sendiri masih menjadi pertanyaan, mengingat sebagian besar bandara utama di Khartoum dan sekitarnya menjadi medan pertempuran. Bahkan bandara internasional ditutup.
Kepada stasiun TV milik Saudi,
Al-Hadath, Burhan mengatakan penerbangan masuk dan keluar dari Khartoum tetap berisiko karena bentrokan yang sedang berlangsung. Dia mengklaim bahwa militer telah mendapatkan kembali kendali atas semua bandara, kecuali satu di kota barat daya Nyala.
“Kami berbagi keprihatinan komunitas internasional tentang warga negara asing. Kondisi kehidupan semakin memburuk," ucapnya.
Dalam wawancara terpisah dengan
Al Arabiya milik Saudi, Burhan berjanji Sudan akan menyediakan bandara yang diperlukan dan jalur aman bagi orang asing yang terjebak dalam pertempuran, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Terlepas dari janji bantuan Burhan, proses evakuasi masih diragukan. Lantaran meski gencatan senjata telah diumumkan selama tiga hari untuk memperingati Idulfitri, namun suara ledakan dan tembakan terdengar di seluruh Khartoum pada Sabtu.
BERITA TERKAIT: