Africa News melaporkan Kamis (20/4), di pasar ternak di sekitar Bamako, ibu kota Mali, harga hewan melonjak luar biasa hingga menembus lebih dari 500 Euro (8,1 juta rupiah) per sapi.
“Dari desanya saja harga ternak ini sudah tinggi. Ditambah biaya pemeliharaan, dan tidak mungkin lagi membawa ternak dengan berjalan, penting untuk menggunakan alat transportasi," kata Oumar Sangare, seorang penggembala.
Ia menambahkan bahwa itu berarti ada biaya bongkar muat. Selain itu, harga pakan ternak juga sudah sangat mahal.
Tindakan kelompok jihadis juga ikut mempengaruhi naiknya harga ternak di Mali. Kekerasan yang dilakukan jihadis di daerah penggembalaan ternak, memaksa para petani meninggalkan perdagangan mereka.
Perubahan iklim juga telah menyebabkan persaingan untuk lahan penggembalaan dan air, yang menyebabkan konflik antar masyarakat. Hasilnya, biaya peternak meningkat.
"Sejak jam 2 siang, kami di sini untuk membeli sapi. Kami bahkan telah mencari anak sapi, dan saat ini harganya antara 200.000 dan 350.000 CFA franc (antara 300 dan 530 euro)," kata Sine Diawara, seorang pelanggan.
Umat Muslim di Mali mengatakan inflasi telah meredam suasana perayaan tahun ini. Mereka ingin pihak berwenang turun tangan untuk menurunkan harga.
BERITA TERKAIT: