Pada Selasa (21/3), pemerintah telah menaikkan gaji karyawan pemerintahan sebesar 100 persen, serta memberi kenaikan gaji sebesar 400 persen kepada aparat keamanan negara, dan dua kali lipat kepada guru.
“Kerangka kerja yang disetujui untuk tinjauan remunerasi ini mempertimbangkan kebutuhan untuk terus meningkatkan kesejahteraan umum pegawai publik sambil berusaha untuk tetap berada dalam anggaran dan menghormati aturan umum untuk mempertahankan tagihan upah,†kata Sekretaris Tetap Kementerian Keuangan George Guvamatanga.
Akan tetapi, serikat pekerja di negara itu masih mengeluhkan kenaikan yang dianggap belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, lantaran hiperinflasi yang terjadi di Zimbabawe.
Berdasarkan laporan yang dimuat
Anadolu Agency pada Kamis (23/3), sebelum diberi kenaikan gaji, polisi hanya memperoleh gaji sebesar 144 dolar AS atau senilai Rp 2,1 juta, dan guru hanya mendapatkan upah senilai Rp 1,2 juta per bulan.
Untuk itu, Persatuan Guru Pedesaan Gabungan Zimbabwe (ARTUZ) mengecam kenaikan gaji tersebut, yang dianggap sebagai angka yang konyol.
"Total gaji baru sangat kurang dari 400 dolar AS (Rp 6 juta) yang berada di bawah standar biaya hidup dan kebutuhan dasar secara keseluruhan. Jadi, itu bukan apa-apa. Jumlah yang cukup bagi para guru seharusnya adalah Rp 19 juta,†tulis serikat ARTUZ dalam pernyataannya.
Negara di Afrika Tenggara itu mengalami inflasi tertingginya yang tembus di angka ratusan persen, dan telah turun menjadi 92,3 persen pada Febuari 2023. Angka tersebut telah membuat masyarakat mengalami berbagai macam kesulitan untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.
BERITA TERKAIT: