Di bidang keuangan, bobot India dalam MSCI Emerging Markets Index yang meningkat 5 poin persentase, dibanding negara ekonomi besar seperti China yang turun 7 poin persentase.
Proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) juga menyebut bahwa India akan memberikan 15 persen pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023, seiring dengan pertumbuhan global di atas angka yang jauh di atas rata-rata dunia.
Potensi ekonomi India cukup mengejutkan dunia, terutama setelah kesepakatan perusahaan India Air dengan perusahan AS Boeing dan anak perusahaan Airbus Inggris baru-baru ini.
Pesanan India yang berjumlah lebih dari 500 pesawat mendapat pujian dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang menyebut kesepakatan itu bersejarah dan akan menciptakan lebih dari satu juta pekerjaan di negaranya.
Sejalan dengan Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga menyambut baik kesepakatan untuk mendukung penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan di Inggris.
Kesepakatan India Air adalah salah satu dari banyak contoh perluasan dari perusahaan India di luar negeri dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Selama dua dekade terakhir, perusahaan India telah mengadopsi strategi globalisasi dengan mendirikan pabrik mereka di luar negeri, mengakuisisi unit yang hampir bangkrut, dan memperluas pasar di negara maju dan berkembang.
Perusahaan raksasa India yang berperan dalam strategi ekonomi tersebut di antaranya Bharat Forge, Asian Paints, Marico, Wipro, dan Aurobindo Pharma.
Selain itu, perusahaan rintisan seperti OYO, BYJU, dan Zomato berhasil mengakuisisi perusahaan di Amsterdam dan AS untuk meningkatkan operasi mereka.
Ketahanan yang ditunjukkan oleh ekonomi India dengan peningkatan tak terbatas dari perusahaannya di pasar domestik dan internasional menunjukkan keharmonisan dan sinergi antara korporasi dan negara.
Pengeluaran modal besar-besaran untuk infrastruktur oleh pemerintah menyediakan jalan bagi korporasi untuk mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja di dalam negeri dan global.
BERITA TERKAIT: