Dalam sesi peleno yang diselenggarakan dini hari waktu setempat, Kongres telah melakukan pemungutan suara yang menghasilkan 45 suara setuju, dua abstain, dan 65 suara menentang terkait proposal jadwal pemilu yang ingin dimajukan kembali.
“Dengan pemungutan suara ini, proposal reformasi konstitusional untuk memajukan pemilu ditolak,†kata presiden Kongres, Jose Williams.
Boluarte mendesak Kongres untuk membuat pemilu dipercepat pada akhir Desember ini, karena krisis politik dan kekerasan di negaranya yang terus meluas, dengan sejumlah pengunjuk rasa menuntut pengunduran dirinya, dan mendesak pemilihan segera.
Dalam konferensi pers pada pekan lalu, Boluarte sempat menyatakan bahwa ia tidak berniat menjabat lama di negara itu. Menurutnya, ia hanya memenuhi tugasnya sebagai Wakil Presiden dari Pedro Castillo, untuk menggantikan jabatan Castillo yang telah dicopot dari jabatannya.
“Saya tidak tertarik untuk tetap menjadi presiden. Jika saya di sini, itu karena saya memenuhi tanggung jawab konstitusional saya," ujarnya.
Kini sesi pleno itu dengan resmi telah menolak proposal pemilu pada Desember 2023, dan akan tetap melaksanakan pemilu pada April 2024 mendatang.
Namun, menurut laporan dari Malay Mail, ketua Kongres Williams menerima permintaan peninjauan kembali, setelah pemungutan suara selesai dilakukan, yang dapat membuat perdebatan kembali dilakukan pada Senin mendatang dalam sesi baru, meskipun sesi baru itu tetap akan sulit untuk membatalkan keputusan yang telah diresmikan itu.
BERITA TERKAIT: