Dalam pernyataannya pada Jumat (13/1), jurubicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Washington turut berbelasungkawa atas ledakan bom bunuh diri yang sudah memakan lima korban jiwa.
“Kami mengutuk keras serangan teroris yang terjadi di Kabul. Kami telah melihat klaim tanggung jawab oleh ISIS-K. Jika ISIS-K memang berada di belakang ini, (inilah) contoh mengerikan terbaru dari kelompok brutal yang melakukan kekerasan yang tidak masuk akal terhadap rakyat Afghanistan," tegasnya, seperti dimuat
AFP.
Lewat saluran Telegram-nya pada Kamis (12/1), ISIS-K mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang juga melukai lebih dari 40 orang di Kabul pada Rabu (11/1) itu.
"Seorang anggota ISIS lolos dari barikade keamanan Taliban sebelum meledakkan sabuk peledaknya di tengah-tengah karyawan dan penjaga," kata kantor berita
Amaq yang dikuasai ISIS-K.
Menurut Direktur LSM Darurat di Afghanistan, Stefano Sozza, jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya situasi dari para korban yang kritis. Ia juga mengatakan bahwa serangan ini telah menjadi korban massal terbanyak pertama di awal tahun 2023.
Atas serangan tersebut, masyarakat internasional mengecam aksi terorisme ini yang telah merenggut banyaknya nyawa warga sipil Afghanistan yang tidak berdosa.
BERITA TERKAIT: