Para ilmuwan dari Goddard Institute for Space Studies (GISS) NASA pada Kamis (13/1) mengatakan suhu global pada 2022 tercatat di atas rata-rata untuk periode dasar NASA (1951-1980).
"Bumi pada tahun 2022 sekitar 1,11 derajat Celcius lebih panas daripada rata-rata akhir abad ke-19," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
Xinhua.
Menurut Direktur GISS Gavin Schmidt, gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia menjadi salah satu alasan pemanasan tersebut.
"Alasan tren pemanasan adalah aktivitas manusia yang terus memompa gas rumah kaca dalam jumlah besar ke atmosfer, dan dampak jangka panjang terhadap planet juga akan terus berlanjut," jelasnya.
Administrator NASA Bill Nelson mengungkapkan tren pemanasan tersebut sangat mengakhawatirkan dan tanda-tandanya sudah terlihat dan dirasakan.
"Iklim kita yang menghangat sudah membuat tanda seperti kebakaran hutan semakin intensif, angin topan semakin kuat, kekeringan mendatangkan malapetaka dan permukaan laut naik," ungkap Bill.
Bill menyebut NASA tengah berusaha mengatasi perubahan iklim sesuai dengan bidang yang mereka tekuni.
"Observatorium Sistem Bumi kami akan menyediakan data canggih untuk mendukung pemodelan, analisis, dan prediksi iklim kami untuk membantu umat manusia menghadapi perubahan iklim planet kita," paparnya.
Menurut data NASA, dalam sembilan tahun terakhir telah menjadi tahun terpanas sejak pencatatan modern yang dimulai pada tahun 1880.
BERITA TERKAIT: