Jurubicara Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeineh pada Senin (2/1) memperingatkan konsekuensi serius jika Israel mengubah status quo Masjid Al Aqsa, maka akan menjadi deklarasi perang.
"Ancaman Israel terhadap status quo di Masjid Al Aqsa akan memiliki konsekuensi serius bagi semua orang," ujar Redeineh, seperti dimuat
Yeni Safak.
Lebih lanjut, ia juga memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa jika Washington gagal menekan para pemimpin Israel untuk menghentikan provokasi, maka situasi kemungkinan di luar kendali.
Ben-Gvir dijadwalkan untuk menggelar tur ke kompleks Masjid Al Aqsa. Ini menjadi kunjungan pertama Ben-Gvir sejak ia bergabung dengan pemerintahan baru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada pekan lalu.
Ben-Gvir merupakan politisi sayap kanan yang mendukung pemindahan Palestina dari Yerusalem Timur. Ia bahkan mendukung pemukim Israel yang menyerbu kompleks masjid.
November lalu, Presiden Israel Isaac Herzog memperingatkan dalam audio yang bocor bahwa seluruh dunia khawatir tentang pandangan ekstremis Ben-Gvir.
Sementara itu, Masjid Al Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut situs itu sebagai Temple Mount, dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Itu menganeksasi seluruh kota pada 1980, namun komunitas internasional tidak mengakui langkah tersebut.
BERITA TERKAIT: