Jaksa mengatakan, dari 25 orang yang ditangkap dalam penggerebekan Rabu dini hari (7/12) di 11 negara bagian Jerman itu adalah Pangeran Heinrich XIII, seorang keturunan bangsawan Jerman yang dikatakan telah melakukan kontak dengan Rusia.
Beberapa tersangka diduga berencana menyerbu parlemen Jerman dengan sekelompok kecil bersenjata.
"Investigasi memberi kita gambaran sekilas tentang ancaman teroris," kata Menteri Dalam Jerman Nancy Faeser, seperti dikutip dari
AFP.
"Dari apa yang kita ketahui sejauh ini, dugaan kelompok teror yang terungkap hari ini didorong oleh fantasi kudeta yang kejam dan teori konspirasi," ujarnya.
Lusinan properti digeledah dalam apa yang digambarkan sebagai serangan anti-teror terbesar dalam sejarah Jerman, yang melibatkan lebih dari 3.000 petugas polisi.
Kelompok tersebut diduga termasuk mantan tentara, dan mereka telah melakukan upaya khusus untuk merekrut anggota dari polisi dan militer yang telah terpapar unsur-unsur ekstremis .
Mereka terinspirasi oleh ideologi Reichsbuerger (Warga Negara Reich), yaitu sebuah gerakan yang menolak legitimasi negara Jerman pasca-1945.
Jaksa mengatakan seorang tersangka perantara, seorang wanita Rusia bernama Vitalia, juga ditangkap.
Tersangka lain yang ditangkap bernama Birgit MW, yang diidentifikasi oleh media Jerman sebagai Birgit Malsack-Winkemann, mantan anggota parlemen dari partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD). Setelah meninggalkan parlemen tahun lalu, dia baru-baru ini mendapat persetujuan dari pengadilan Berlin untuk kembali menjalankan peran sebelumnya sebagai hakim.
Secara total, 22 tersangka anggota adalah warga Jerman dan tiga tersangka pendukung kelompok teroris sayap kanan yang salah staunya adalah warga Rusia.
Mereka dijadwalkan menghadap hakim pada hari Rabu dan Kamis waktu setempat.
Gerakan Reichsbuerger percaya bahwa Kekaisaran Jerman sebelum perang tidak pernah dibubarkan secara sah dan bahwa Jerman masih menunggu pembebasan dari Sekutu di masa perang atau dengan kata lain, gerakan ini tidak mengakui Jerman modern sebagai negara yang sah.
Beberapa dari mereka mengabdi pada kekaisaran Jerman di bawah monarki.
Kepala badan intelijen domestik Jerman mengatakan gerakan Reichsbuerger telah berkembang pesat dalam setahun terakhir dan menghadirkan tingkat bahaya yang tinggi.
Kremlin telah menanggapi peristiwa ini dengan mengatakan tidak mungkin ada keterlibatan Rusia dalam dugaan plot sayap kanan untuk menggulingkan negara Jerman. Juru bicara Dmitry Peskov mengatakan bahwa itu adalah masalah internal Jerman.
BERITA TERKAIT: