Hal itu disampaikan ketua Komite Militer NATO Robert Bauer selama wawancara dengan penyiar publik
Estonia ERR, Selasa (20/9), seperti dilaporkan
RT.
Bauer ditanya apakah paket bantuan besar-besaran yang diterima Ukraina dari NATO berarti bahwa aliansi tersebut telah ikut berperang dengan Rusia. Bauer, bagaimanapun, menolak pendapat itu.
“NATO tidak berperang dengan Rusia. Saya harus menyatakan ini dengan sangat jelas,†katanya, tetapi menambahkan bahwa ini akan terjadi jika Moskow menyerang salah satu anggota blok itu sendiri, sementra Ukraina bukanlah anggota NATO. Namun begitu, NATO menganggap Ukraina sebagai sekutu kuat aliansi itu.
"NATO mencoba untuk membuat sejelas mungkin ke Rusia, bahwa kami akan mempertahankan setiap inci wilayah sekutu kami dalam skenario seperti itu," lanjutnya.
“Kemudian (dalam kasus serangan) akan ada konflik antara Rusia dan NATO. Tapi sampai saat itu, NATO tidak berperang dengan Rusia," tegasnya.
Dalam pandangan Bauer, sementara Kiev harus memutuskan bagaimana konflik harus berakhir, salah satu tujuan utama NATO adalah melindungi kedaulatan Ukraina.
"Dalam jangka pendek, tujuannya adalah agar perbatasan kembali seperti semula pada 24 Februari, tanggal ketika Moskow memulai ofensifnya," katanya.
Sejak awal operasi militer Rusia di Ukraina, negara-negara NATO telah memasok Ukraina dengan sejumlah besar perangkat keras militer serta bantuan keuangan.
Moskow telah berulang kali mendesak AS dan negara-negara Barat lainnya untuk berhenti memompa Ukraina dengan senjata dan perangkat keras militer lainnya.
Pejabat tinggi Rusia sudah menegaskan bahwa dukungan terus menerus dari Kyiv hanya akan memperpanjang pertumpahan darah tanpa mengubah hasil akhir dari konflik.
BERITA TERKAIT: