Tsai dalam pernyataannya pada Jumat (9/9) menyampaikan penghormatan kepada raja terlama Inggris dan ucapan duka cita mendalam.
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada Keluarga Kerajaan, Inggris & Persemakmuran atas meninggalnya Yang Mulia Ratu Elizabeth II," tulis Tsai di media sosial, seperti dikutip dari
Taiwan News, Sabtu (10/9).
“Taiwan mengingat dan merayakan kehidupan kepemimpinan dan pelayanannya, yang menjadi teladan bagi orang-orang di seluruh dunia," ujarnya.
Sementara itu juru bicara Kantor Kepresidenan Xavier Chang mengatakan kematian Ratu Elizabeth II adalah kehilangan besar bagi Inggris dan komunitas internasional.
"Taiwan dan Inggris adalah satu hati dan pikiran, dan akan mengingat kontribusi seumur hidup ratu untuk perdamaian dan kemakmuran dunia," kata Chang.
"Selama tujuh dekade sebagai ratu, Inggris tetap menjadi tulang punggung aliansi demokrasi global," ujarnya, menambahkan bahwa Taiwan akan terus bekerja dengan Inggris untuk nilai-nilai bersama mereka dalam menghadapi ekspansi otoriter.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan telah menyampaikan belasungkawa pemerintah kepada penerus tahta ratu, Raja Charles III atas meninggalnya sang ibu melalui kantor perwakilannya di London.
"Menteri Luar Negeri Joseph Wu berbicara dengan Perwakilan Inggris untuk Taiwan John Dennis melalui telepon untuk menyampaikan belasungkawa," kata kementerian itu.
Ratu Elizabeth II meninggal dengan tenang di usia 96 tahun di Kastil Balmoral Skotlandia, di mana sebelumnya dia ditempatkan di bawah "pengawasan medis" pada Kamis malam.
Dengan meninggalnya sang ratu, putranya yang berusia 73 tahun kini resmi menjadi kepala negara Inggris dan 14 kerajaan lainnya, termasuk Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
BERITA TERKAIT: