Dalam kutbahnya selama kebaktian Minggu (4/9) di Katedral Kristus Sang Juru Selamat di Moskow, kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, mengingatkan bahwa kekayaan yang dimiliki setiap umat manusia sejatinya adalah 'titipan' dan ada bagian yang menjadi milik mereka yang menderita.
"Kekayaan hanya dibenarkan ketika orang yang memilikinya siap untuk memberikan sebagian besar dananya kepada mereka yang membutuhkan, yang menderita," ungkap Kirill, seperti dikutip dari
RT, Senin (5/9).
"Dalam hal ini, jika orang-orang kaya tersebut bersedia membagi hartanya, maka Tuhan akan melipatgandakan harta orang itu. Bersedekah juga agar terhindar dari rasa iri orang-orang, dan orang-orang tidak akan memandangnya sebagai musuh," tambah Kirill.
Ia berharap semua orang-orang kaya di Rusia, terutama yang lahir di negara ortodoks dan memiliki hubungan kuat dengan gereja, dapat mengamalkan pesannyanya.
“Jika orang kaya tidak dapat melihat penderitaan sesama manusia dan tidak membantu, itu jelas merupakan jalan menjauh dari Tuhan, jauh dari Kristus dan kerajaan-Nya. Semakin banyak uang yang dimiliki seseorang, semakin banyak tanggung jawab yang dipikulnya untuk kehidupan duniawinya,†kata pemimpin gereja itu kepada para jemaah.
Ia juga mendoakan semua orang di Rusia dan belahan dunia lain untuk keselamatan dan kesejahteraan.
Kutbah Kirill menarik perhatian beberapa kalangan mengingat arloji yang dikenakan pendeta itu seharga 30 ribu euro. Selama ini Kirill hidup bergelimang harta. Ia memiliki miliaran di rekening bank-bank luar negeri, seperti Swiss, Italia dan Austria. Bahkan, ia menerbangkan jet bisnis Gulfstream G450 senilai 43 juta dolar AS.
Kirill, yang bernama asli Vladimir Gundyaev, bersama sepupunya memiliki real estat di Moskow dan wilayah Moskow dengan total aset sebesar 3,3 juta dolar AS, menurut penyelidikan oleh publikasi Proekt, yang dirilis pada 28 Oktober 2020.
Salah satu kediaman Kiril yag mewah ada di Laut Hitam, di dekat Gelendzhik, dengan nilai mencapai 1 miliar dolar AS.
Kedekatan Kirill dengan Presiden Vladimir Putin membuatnya ikut terimbas sanksi dari Ukraina dan Lithuania.
Pada Juli lalu, Kabinet Menteri Ukraina memberlakukan sanksi pribadi selama 10 tahun terhadap Kirill karena mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Pihak berwenang Lituania untuk alasan yang sama melarang Patriark Kirill memasuki negara itu.
BERITA TERKAIT: