Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal menyatakan negaranya saat ini merasakan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh negara-negara kaya atas pembangunan mereka yang tidak bertanggung jawab.
"Negara-negara kaya memiliki tanggung jawab untuk membantu Pakistan menangani banjir dan mencegah bencana di masa depan karena mereka telah banyak menyebabkan perubahan iklim," ungkapnya seperti dimuat
Sky News pada Selasa (30/8).
Iqbal menjelaskan jejak karbon Pakistan merupakan yang paling rendah di dunia. Sementara negara-negara industri dengan ekonomi maju telah menghasilkan emisi karbon terbanyak dan berpengaruh pada iklim maupun lingkungan.
"Masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk membantu kami, meningkatkan infrastruktur agar lebih tahan terhadap iklim, sehingga kami tidak mengalami kerugian seperti itu setiap tiga, empat atau lima tahun kedepan," tegas Iqbal.
Menurut Iqbal, biaya pemulihan dari bencana diperkirakan lebih dari Rp 148,6 triliun dan mungkin akan memakan waktu sekitar lima tahun. Namun angka pastinya harus menunggu sampai skala penuh kerusakan selesai dihitung.
Banjir di Pakistan telah berlangsung selama tiga bulan sejak pertengahan Juni lalu. Bencana ini menjadi yang terparah karena berdampak pada 30 juta warga dan memakan lebih dari seribu nyawa.
Beberapa negara telah mengirimkan bantuan berupa puluhan ribu selimut, tenda, dan terpal tahan air dari China, bantuan dana dari Kanada senilai Rp. 74,2 miliar dan pesawat kargo dari Turki dan Uni Emirat Arab telah tiba di Islamabad.
BERITA TERKAIT: