Surat kabar
Daily Mirror melaporkan, pemerintah memberlakukan jam malam dari Senin (16/5) pukul 8 malam hingga Selasa (17/5) pukul 5 pagi waktu setempat.
Pemberlakuan jam malam diumumkan setelah sekitar 230 orang ditangkap dengan berbagai tuduhan kerusuhan, termasuk menyerang publik hingga merusak properti publik dan pribadi.
Dari ratusan yang ditangkap, sebanyak 68 orang di antaranya telah ditahan oleh aparat.
Kerusuhan terjadi sehari setelah Ranil Wickremesinghe diangkat menjadi Perdana Menteri baru Sri Lanka pada Minggu (15/5).
Dalam pidatonya, ia berjanji untuk meremajakan ekonomi Sri Lanka yang sedang babak belur. Ia juga mengumumkan akan membentuk pemerintahan non-partisan.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, yang dituduh salah mengelola ekonomi negara, menunjuk empat menteri ke kabinet baru setelah pelantikan PM.
Sri Lanka berada di tengah krisis ekonomi parah akibat utang yang menumpuk, serta diperparah dengan situasi pandemi dan perang.
Cadangan devisa yang terus menipis membuat negara tidak bisa mengekspor energi. Akibatnya warga kesulitan mendapatkan bahan bakar hingga barang-barang penting lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: