Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Sabtu (5/3) menyatakan hal itu dalam cuitan terbarunya, seraya memposting rekaman video dari perwakilan komunitas.
“Ada beberapa tempat di planet ini seperti Ukraina. Dimana bangsa yang berbeda akan merasa bebas dan hormat seperti yang mereka lakukan di negara ini. Sangat mengutuk #RusiaAggression."
Itu adalah kutipan dari pernyataan Dzhafarov Dzhumshud, tokoh yang ada di dalam video yang diposting kementerian.
Di dalam video berdurasi 1 menit 36 detik, Dzhumshud menyampaikan keprihatinannya terhadap apa yang terjadi di Ukraina.
"Kami memohon kepada dunia Muslim, atas nama orang-orang yang tidak bersalah termasuk wanita, orang tua dan anak-anak," ujarnya.
Di sebagian wilayah Ukraina banyak pemukiman yang hancur. Juga sekolah-sekolah termasuk taman kanak-kanan akibat invasi Rusia. Kedamaian yang dulu dirasakan masyarakat Ukraina seketika hilang, berganti dengan ketakutan, kecemasan dan trauma karena kekerasan yang terjadi baru-baru ini.
Ia mengatakan, betapa Ukraina adalah negara yang penuh dengan tolerasi. Ada banyak ras dan bahasa di Ukraina, tetapi masyarakatnya saling menghormati satu sama lain.
Ia pun menyerukan kepada dunia untuk bersama-sama mendoakan Ukraina.
Ia percaya, Tuhan melindungi masyarakat Ukraina. Dengan kekuasaanNya, Dia akan memberikan pertolongan.
"Tuhan adalah pelindung kita dan dia hadir untuk kita. Betapa luar biasanya pertolongannya, amin."
Tokoh Muslim lainnya di Ukraina adalah Mufti Said Ismagilov.
Penduduk asli Donetsk itu punya pengalaman terkait konflik. Ia terpaksa meninggalkan kota kelahirannya ketika separatis yang didukung Rusia menduduki wilayah Donbas Ukraina timur pada 2014, seperti dikutip dari
The Nation.Ia mengatakan keprihatinannya atas apa yang terjadi di negerinya, berharap seluruh dunia bisa mendoakan Ukraina.
“Setiap hari situasi di Ukraina berbahaya, sejak invasi Rusia dimulai," katanya.
BERITA TERKAIT: