Diplomat Rusia: Ukraina Menghancurkan Dirinya Sendiri karena Merusak Perjanjian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 01 Februari 2022, 06:28 WIB
Diplomat Rusia: Ukraina Menghancurkan Dirinya Sendiri karena Merusak Perjanjian
Ilustrasi/Net
rmol news logo Krisis Ukraina dan isu invasi Rusia ke negara itu terus menjadi pembahasan  panjang.

Pada acara debat Dewan Keamanan PBB, Senin (31/1), Perwakilan Rusia menegaskan bahwa Ukraina akan bertanggung jawab atas kehancurannya sendiri jika merusak perjanjian perdamaian yang ada.
Klaim barat tentang serangan Rusia adalah "histeria yang sengaja diciptakn Barat", menurut Vasily Nebenzya, perwakilan tetap Rusia di PBB yang menghadiri debat malam itu, menambahkan bahwa Ukraina harus menanggung kesalahannya karena tidak mematuhi perjanjian Minsk 2014 dan 2015, yang seharusnya mengakhiri konflik antara pemerintah Kiev dan separatis yang didukung Rusia di Wilayah Luhansk dan Donetsk.

Ia juga menyalahkan negara-negara barat karena "secara aktif memompa Ukraina hingga dipenuhi senjata" yang katanya akan digunakan terhadap warga sipil di timur negara itu. Jelas itu melanggar perjanjian Minsk.

"Jika Barat mendorong Kiev menyabotase perjanjian Minsk, sesuatu yang Ukraina lakukan, maka itu mungkin berakhir dengan cara yang paling buruk bagi Ukraina," kata Nebenzya. “Dan bukan karena seseorang telah menghancurkannya, tetapi karena itu akan menghancurkan dirinya sendiri dan Rusia sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini.”

AS telah menyerukan debat darurat tentang Ukraina sebagai bagian dari kampanye diplomatik untuk menangkis apa yang dikatakan Washington dan sekutunya sebagai "rencana invasi Rusia ke Ukraina".

Sebagai bagian dari kampanye itu, AS dan Inggris mengumumkan bahwa oligarki Rusia pro-Putin akan menjadi sasaran jika serangan terus berlanjut.

Sanksi yang sedang dipertimbangkan tampaknya akan jauh lebih kuat daripada yang dijatuhkan setelah Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014. Hukuman itu dianggap tidak efektif. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA