Maskapai penerbangan utama negara itu, Kuwait Airways juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penerbangan ke Irak untuk sementara ditangguhkan berdasarkan instruksi dari Otoritas Penerbangan Sipil Kuwait karena kondisi saat ini.
Serangan roket itu sendiri terjadi pada Jumat (28/1). Sebanyak enam roket ditembakkan di bandara ibukota Irak dan menyebabkan kerusakan pada satu landasan pacu serta dua pesawat sipil. Namun tidak ada korban jiwa.
Ini adalah serangan terbaru yang dituduhkan Amerika Serikat telah dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang terkait dengan Iran.
Di sisi lain, Iran juga mengecam serangan tersebut.
"Tindakan mencurigakan seperti itu telah menciptakan ketidakamanan dan kerusuhan di Irak, membuka jalan bagi para simpatisan dan pemberontak, dan mempengaruhi layanan pemerintah kepada warga Irak," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan pada akhir pekan ini, seperti dimuat
Al Jazeera.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut. Namun pihak berwenang Irak mengatakan mereka menangkap seorang tersangka di sebuah pos pemeriksaan dekat provinsi utara Kirkuk dalam perjalanan ke Erbil di wilayah semi-otonom yang dikelola Kurdi.
Setelah serangan itu, Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mendesak masyarakat internasional untuk tidak memberlakukan pembatasan perjalanan ke Irak.
Sementara itu, Irak Airways mengatakan serangan itu tidak menyebabkan gangguan dan penerbangan akan terus berlanjut.
BERITA TERKAIT: