Utusan PBB untuk Sudan Volker Perthes mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (8/1) bahwa proses politik yang difasilitasi PBB akan mencari jalan berkelanjutan menuju demokrasi dan perdamaian di negara tersebut.
Belum jelas tanggal pasti pembicaraan itu.
“Sudah waktunya untuk mengakhiri kekerasan dan masuk ke dalam proses yang konstruktif. Proses ini akan inklusif,†kata Perthes, seperti dimuat
Al Jazeera.
Ia menjelaskan, pemain kunci di Sudan, termasuk militer, kelompok pemberontak, partai politik dan gerakan protes akan diundang untuk mengambil bagian dalam pembicaraan itu. Selain itu, masyarakat sipil dan kelompok perempuan juga akan ambil bagian.
Upaya PBB ini didukung oleh Kelompok Quad, yang terdiri dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Inggris dan Amerika Serikat.
“Kami sangat mendukung inisiatif dialog yang difasilitasi PBB dan dipimpin oleh Sudan ini,†kata sebuah pernyataan yang dirilis kelompok itu.
“Kami mendesak semua aktor politik Sudan untuk mengambil kesempatan ini untuk memulihkan transisi negara ke demokrasi sipil," sambung pernyataan yang sama.
Sementara itu, Koalisi oposisi sipil utama Sudan yakni Pasukan Kebebasan dan Perubahan (FFC) mengaku siap menyambut pembicaraan dengan tangan terbuka.
"Setiap upaya internasional yang berkontribusi untuk mencapai tujuan rakyat Sudan dalam memerangi kudeta dan mendirikan negara sipil dan demokratis," demikian bunyi pernyataan FFC.
BERITA TERKAIT: