Kementerian kesehatan Israel mengumumkan hal itu, menyusul laporan yang menyebutkan bahwa kasus pertama kali dibawa dari seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang memasuki negara itu dari Moldova.
Kasus terdeteksi saat anak itu memasuki bandara Ben Gurion di Tel Aviv, dan dikirim ke isolasi, menurut laporan berita
Channel 12, Selasa malam (19/10).
Varian itu ditemukan saat Israel mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan pariwisata menyusul penurunan kasus.
Rencana sebelumnya untuk membuka kembali perbatasan gagal di tengah lonjakan kasus yang didorong oleh ketegangan Delta.
Kini, kemunculan subvarian Delta kembali membangkitkan kekhawatiran akan lonjakan kasus di Israel, di tengah perjuangan negara itu menanggulangi penyebaran penularan.
Pihak berwenang telah meluncurkan kampanye agresif untuk memvaksinasi warga dengan suntikan ketiga vaksin Pfizer-BioNTech, yang mengurangi infeksi.
Subvarian Delta yang disebut sebagai varian AY 4.2. telah muncul beberapa kali di Inggris tempat pertama kali virus ditemukan.
Profesor biologi sistem komputasi di University College London, Francois Balloux, telah mengatakan kepada
AFP bahwa subvarian itu langka dan tampaknya tidak menimbulkan risiko penularan yang sama secara signifikan lebih tinggi daripada jenis lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: