Saakashvili melakukan aksi mogok makan sejak hari pertama penangkapannya, 1 Oktober 2021. Ia ditahan di penjara Kota Rustavi, beberapa jam setelah dia menginjkkan kaki di tanah airnya.
Nikoloz Kipshidze, dokter pribadi Saakashvili, mengatakan bahwa dia telah mendiskusikan kondisi Saakashvili dengan dokter penjara.
"Saya berbicara dengan mereka selama setengah jam tentang bagaimana melewati malam ini. Saya berencana untuk mengunjunginya lagi besok. Kami mungkin perlu memindahkannya ke rumah sakit," kata dokter itu dalam siaran televisi Georgia, seperti dikutip dari
Tass, Minggu (10/10).
Namun, Kementerian Kehakiman Georgia membantah laporan kesehatan Saakashvili.
"Kondisi kesehatan Saakashvili memuaskan. Ia menerima obat-obatan yang tepat dan tanda-tanda vitalnya normal," kata kementerian dalam pernyataannya.
Saakashvili memerintah Georgia pada 2004 hingga 2013. Beberapa hari sebelum berakhir masa jabatannya, ia pergi ke pengasingan, menyusul empat kasus pidana yang diajukan terhadapnya dan vonis penjara atas dugaan penyalahgunaan kewenangan.
Selama delapan tahun Saakashvili berada di pengasingannya di Ukraina. Pada 2018, pengadilan Georgia menghukum Saakashvili secara in absentia.
Saakashvili nekat kembali ke tanah air untuk mendukung partainya dalam pemilihan lokal 2 Oktober 2021. Saat itulah aparat kepolisia Georgia menangkap dan memenjarakannya.
Pada Minggu (10/10) para pendukung Saakashvili terlihat berkerumun di luar penjara menuntut pembebasannya. Ini adalah aksi yang ketiga kalinya semenjak Saakashvili ditahan.
Ikut serta dalam unjuk rasa tersebut adalah para emigran Georgia yang datang dari Jerman, Spanyol, Italia, dan Amerika Serikat. Para demonstran mengatakan mereka akan melanjutkan unjuk rasa sampai Saakashvili akhirnya dibebaskan.
BERITA TERKAIT: