Para pejabat AS mengatakan, penghancuran dilakukan dengan meledakkan situs tersebut, beberapa jam setelah serangan dua bom bunuh diri dari ISIS di sekitar Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul pada Kamis malam (26/8) waktu setempat.
Dikutip dari laporan
New York Times, Pangkalan Elang telah digunakan selama perang 20 tahun di Afghanistan sebagai fasilitas pelatihan kontraterorisme.
Upaya penghancuran dilakukan untuk memastikan tidak ada peralatan atau informasi yang tertinggal dan akhirnya jatuh ke tangan Taliban.
Seorang mantan kontraktor CIA mengatakan,meratakan pangkalan bukanlah tugas yang mudah.
“Selain membakar dokumen dan menghancurkan hard drive, peralatan sensitif perlu dihancurkan agar tidak jatuh ke tangan Taliban. Pangkalan Elang tidak seperti kedutaan di mana dokumen dapat dengan cepat dibakar," terangnya.
Taliban diketahui telah menyita sebuah peti peralatan militer yang telah diberikan AS kepada pemerintah Afghanistan. Itu termasuk peti senjata api baru, peralatan komunikasi, lebih dari 2.000 kendaraan lapis baja, termasuk Humvee AS, dan hingga 40 pesawat yang berpotensi termasuk UH-60 Black Hawk, helikopter serang pengintai, dan drone militer ScanEagle.
Laporan lain juga menunjukkan bahwa Taliban menyita peralatan identifikasi biometrik militer AS, meningkatkan kekhawatiran bahwa kelompok itu akan menggunakannya untuk mengidentifikasi warga Afghanistan yang bekerja untuk AS di lapangan dan membalas mereka.
BERITA TERKAIT: