Hal itu diungkap oleh analis militer Amos Harel dalam surat kabar Hareetz pada Rabu (19/5), seperti dikutip
Middle East Eyes.
Menurut Harel, mayoritas pemimpin politik dan militer di Israel berpikir operasi di Gaza harus segera berakhir, tetapi mereka tidak memiliki wewenang penuh.
Ia juga mengatakan, serangan Hamas ke Israel telah banyak melumpuhkan aspek kehidupan yang baru saja berjalan akibat pandemi Covid-19.
Namun pertempuran antara Israel dan Hamas membuat warga sipil harus mencari perlindungan, memaksa operasi bandara dilakukan seminimal mungkin.
Bahkan angka kerugian dan korban sipil yang dilaporkan resmi oleh Israel tidak sepenuhnya benar.
"Sejauh menyangkut Netanyahu, tidak baik baginya secara pribadi untuk mengakhiri perang tanpa kemenangan yang jelas, mengingat kebuntuan politik dalam membentuk pemerintahan lain dan pengadilan pidana yang dia hadapi atas tuduhan korupsi," ujar Harel.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: