Peristiwa itu terjadi pada Senin (12/4), saat ia pergi ke layanan dukungan untuk tentara yang terluka di dekat Tel Aviv.
"Dia menyiram dirinya dengan cairan yang mudah terbakar dan menyalakannya, karena tekanan psikologis yang signifikan," kata seorang tentara lain, seperti dikutip dari
AFP, Selasa (13/4).
Itzik Saidian dilarikan ke unit perawatan intensif Rumah Sakit Tel Hashomer dekat Tel Aviv. Pihak rumah sakit mengatakan Iztik dalam kondisi kritis akibat luka bakar yang dalam di sekujur tubuhnya.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dia 'sangat terkejut' dengan kejadian tersebut, seraya mengatakan akan melakukan perubahan total dalam merawat para mantan tentara.
"Saya bertekad untuk melakukan reformasi total dalam cara kita merawat para veteran yang cacat dan terluka," ujarnya.
Pemuda itu diketahui mengalami cacat sebagian dan menderita PTSD terkait pengabdiannya selama perang 2014 antara Israel dan gerakan Islam bersenjata Hamas di Jalur Gaza.
Sekitar 2.250 orang Palestina tewas dalam perang itu, sebagian besar warga sipil, dan 74 orang Israel, yang sebagian besar tentara.
Bakar diri Saidian terjadi pada malam Hari Peringatan Israel untuk tentara yang gugur dan korban serangan.
Ini memicu kontroversi mengenai sistem dukungan untuk tentara yang terluka atau sakit psikologis, yang sering dianggap tidak efisien dan birokratis.
"Dia melihat hal-hal yang mengerikan dan tidak ada yang merawatnya," kata saudara laki-lakinya yang menangis Avi Saidian kepada wartawan di rumah sakit.
Sementara, Menteri Pertahanan Benny Gantz telah mengumumkan "penyelidikan menyeluruh untuk menemukan alasan peristiwa tragis ini".
Kementeriannya berjanji untuk "secara substansial meningkatkan perlakuan terhadap tentara pasca-trauma".
Israel mewajibkan warganya yang berusia 18 tahun untuk melakukan wajib militer. Wanita melayani dua tahun dan pria dua tahun enam bulan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: