Selain korban tewas, sembilan tentara lainnya dilaporkan cedera dalam operasi tersebut.
Lopez melaporkan, selama konfrontasi, militer berhasil menahan lebih dari 30 penjahat Kolombia dan menonaktifkan enam bahan peledak yang ditempatkan di jalan raya di daerah tersebut.
“Sebanyak sembilan teroris dinetralkan, 31 tahanan ditempatkan di bawah perintah Pengadilan Militer dengan tindakan penahanan, enam alat peledak dinonaktifkan di jalan raya di kawasan itu, sembilan kamp dihancurkan, termasuk satu yang digunakan untuk pengolahan pasta kokain," katanya, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Jumat (2/4).
Selain itu, Lopez juga mengatakan bahwa pihaknya berhasil menyita senjata, peralatan komunikasi, komputer, serta prekursor kimia.
Akibat konfrontasi ini, lebih dari 3.000 warga Venezuela telah meninggalkan daerah itu, dan melintasi perbatasan ke Kolombia.
Situasi tersebut memperburuk hubungan yang sudah tegang antara pemerintah kedua negara.
Lopez mengecam "persetujuan" yang telah diambil pemerintah Kolombia terhadap kelompok-kelompok yang tidak teratur itu.
Sementara itu, Presiden Kolombia Ivan Duque menuduh pemerintah Presiden Nicolas Maduro melindungi para pembangkang dari kelompok gerilya FARC dan ELN.
Kedua pemerintah masing-masing membantah tuduhan tersebut.
BERITA TERKAIT: