Sekitar 220 kapal ikan China dilaporkan berlabuh di Whitsun Reef, terumbu karang yang diklaim oleh Filipina dan Vietnam di Laut China Selatan. Filipina menegaskan terumbu karang tersebut merupakan bagian dari zona ekonomi eksklusifnya.
Sebagai tanggapan, Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana telah menyerukan agar kapal-kapal tersebut meningalkan Whitsun Reef. Ia juga menyebutnya sebagai kapal milisi, dan bukan kapal ikan seperti yang dilaporkan.
China mengabaikan seruan tersebut dengan menyebutnya sebagai bagian dari wilayah lepas pantainya. Beijing juga menegaskan bahwa kapal-kapal itu tengah berlindung dari cuaca buruk.
Panglima militer Jenderal Cirilito Sobejana telah memerintahkan tambahan kapal AL untuk memperkuat patroli kedaulatan maritim pada Kamis (25/3). Tidak disebutkan seberapa dekat kapal-kapal AL Filipina akan bermanuver dari kapal-kapal China.
“Dengan meningkatnya kehadiran angkatan laut di daerah tersebut, kami berusaha untuk meyakinkan rakyat, bahwa Angkatan Bersenjata Filipina berkomitmen dengan kuat dan teguh untuk melindungi dan membela mereka dari pelecehan dan memastikan bahwa mereka dapat menikmati hak-hak mereka atas daerah penangkapan ikan yang kaya," ujar jurubicara militer Filipina, Mayjen Edgard Arevalo, seperti dikutip
AP.
Awal pekan ini, Amerika Serikat (AS) telah menyatakan dukungannya terhadap Filipina. AS juga mengklaim bahwa kapal-kapal China sudah berada di Whitsun Reef selama berbulan-bulan dengan jumlah yang terus meningkat.
BERITA TERKAIT: